Cerita Dewasa Mesum di Gubuk Sawah

Cerita Dewasa Mesum


Gudang Cerita Dewasa – Putri seorang gadis SMA yang masih perawan sungguh malang sekali karena keperawanan-nya telah direnggut oleh sepupu langganan ojeknya di gubug reot dekat sawah. Ingin Tahu kelanjutanya para pembaca ??? langsung saja simak cerita dibawah ini !!!
Terlahir dari keluarga yang sederhana apa adanya, itulah aku. Namaku Putri usiaku 16 Tahun, aku kelas 3 SMA. Aku anak pertama dari tiga bersaudara, kedua adikku laki-laki yang masih duduk di bangku SD dan SMP. Aku seorang gadis yang akan beranjak dewasa, tubuhku tinggi dan sedikit gendut. Kalau orang bilang aku “ memel/ montok, ” tidak terlalu gendut dan tidak terlalu kurus.

Keseharianku bersekolah setelah itu membantu ibu jualan di warung depan rumah. Aku mengenakan hijab jika sekolah, tetapi kalau hari biasa aku tidak memakai hijab. Karena sekolahku Islamic jadi mau nggak mau harus memakai jilbab. Sebentar lagi ujian nasional yang menentukan kelulusanku, aku tidak melanjutkan kuliah karena terbentur biaya.
Aku juga tidak memaksa orangtuaku untuk menguliahkan aku. Aku ingin bekerja saja membantu orang tuaku yang hanya penjual gorengan dan kopi. Guru-guruku sangat menyayangkan hal ini karena aku berprestasi di sekolah. Sebenarnya dapat beasiswa untuk masuk ke perguruan tinggi namunaku enggan. Dapat beasiswa tetapi uang untuk ongkos kesan kemari kalau jauh dari rumah harus kos.
Aku berfikir dua kali. Kasihan orangtuaku, kedua adikku masih membutuhkan biaya untuk sekolah. Setidaknya aku sudah lulus hingga SMA, udah dapat ijazah untuk mencari pekerjaan. Bekerja membantu ibu untuk membiayai adik-adikku yang masih kecil. Ayahku sakit-sakitan jadi di rumah hanya terbaring di tempat tidurnya.

Pagi menjelang aku berangkat sekolah, sebelumnya aku mengantar gorengan pesanan di SD dekat rumah. Kalau berangkat sekolah aku ngojek mang Ujang di pengkolan. Karena jarak rumah dengan jalan raya sangat jauh. Mang Ujang mengantarku sampai di pangkalan angkot aku memberinya uang 5000. Uang saku ku sehari 20.000 , itupun aku bisa menyisakan sedikit uang sakuku.

Hidupku tidak terlalu banyak tingkah seperti teman-temanku, aku apa adanya benar-benar hidup prihatin. Karena aku tau orang tua ku tidak sekaya orangtua mereka. Aku tau persis sangat susah mencari uang. Sampai di sekolah aku terlambat karenatadi angkotnya lama banget. Untung aja tryout belum dimulai, ini hari terakhir tryout minggu depan sudah ujian nasional.

Waktu mengerjakan soal matematika 120 menit, aku selesai pertama hanya 90 menit. Semua yang aku pelajari malam hari keluar semua jadi aku bisa cepat mengerjakan soal itu. Setelah tryout semua siswa diperbolehkan pulang, da nada pemberitahuan bahwa pada hari minggu ada tirakatan di sekolah. Sepulang sekolah teman-teman mengajakku pergi untuk main.
Tetapi aku menolak lebih baik aku pulang saja membantu ibu. Aku bergegas pulang ke rumah naik angkot yang sudah berjajar di depan sekolah. Kemudian aku turun di pasar dekat pangkalan untuk membelikan ibu sayuran. Setelah itu aku pulang ke rumah dengan Mang Ujang. Singkat cerita, aku ingin bercerita pengalamanku sex pesdihku ketika diperkosa oleh tukang ojek baru.

Aku yang masih perawan, layaknya gadis yang mulai beranjak dewasa. Postur tubuhku yang bohay, payudaraku yang montok kencang parasku yang ayu membuat teman pria sering menggodaku. Namun aku selalu tahan dengan godaan, aku tidak ingin pacaran. Aku berkembang dewasa di masa pergaulan yang bebas, aku harus bisa jaga diri.

Ibuku selalu memberikan pesan untukku agar selalu berhati-hati dalam memilih teman bergaul. Jangan salah melangkah, karena seusiaku ini adalah target seks bebas. Teman sekolahku sudah berani berciuman bibir di sekolah, berpelukan bahkan berpacaran ditempat-tempat yang sepi. Lingkungan sekolah dan pergaulan disini memang mengerikan.

Seks sudah jadi hal yang biasa dilakukan para muda mudi. Namun kisah yang aku alami ini memilukan, aku sudah berhati-hatipun masih saja terjerumus dalam pergaulan yang salah. Waktu itu sekolahku mengadakan tirakatan untuk siswa kelas 3 biar diberikan kelancaran dalam mengerjakan ujian nasional. Hari itu hari Minggu, jam7 pagi sudah harus berangkat dari rumah.

Aku yang biasa diantar oleh mang Ujang ternyata dia libur. Digantikan keponakannya, aku baru tau kalau mang Ujang punya keponakan. Biasanya kalau libur aku mencari ojekan yang mangkal di pengkolan. Minggu pagi tepat jam setengah 7 tukang ojek itu sudah menunggu di depan rumahku. Aku terkejut karena aku belum menelfon atau mencari tukang ojek lain,

“ Siapa ya mas… ?, ” tanyaku sambil kebinggungan.

“ Saya Rudi mbak, keponakan mang Ujang mau antar mbak ke pangkalan angkot… , ”
“ Ohhhh… keponakan Mang Ujang ya… ? ya tunggu sebentar ya mas saya masih siap-siap, ”
Keponakan mang Ujang itu masih muda paling umurnya masih 23 an. Berpakaian rapi, juga terlihat ganteng. Aku masih terheran-heran sama pemuda itu, tapi yasudahlah yang penting aku diantar sampai ke pangklan. Aku dan mas Rudi berangkat menuju pangkalan angkot, sesampainya disana angkot penuh semua. Aku binggung karena udah siang takut terlambat.
Mas Rudi memustuskan untuk mengantarku ke sekolah, aku tanpa menolak langsung diantarnya. Daripada aku terlambat, gerbang juga ditutup ntar bikin ribet. Kira-kira 25 menit sampailah di sekolah,

“ Makasih ya mas sudah mengantar sampai sekolah… , ”

“ Iya mbak sama-sama… , ”

Anehnya mas Rudi setiap menatap aku dis tersenyum-senyum sendiri aku jadi takut. Aku bergegas masuk ke dalam dan mas Rudi pulang ke rumah. Tirakatan itu berjalan lancar sampai jam 5 sore. Padahal jam segitu angkot sering saja penuh karena bebarengan dengan karyawan pabrik yang pulang.

Aku berjalan menuju gerbang sekolah, tampak motor bebek supra mas Rudi sudah di depan sekolah. Benar-benar aneh rasanya, mang Ujang aja nggak pernah jemput sekolah. Aku ngerasa ada yang beda, aku mendekati mas Rudi,

“ Mas kok jemput Putri ?biasanya mang Ujang nggak pernah jemput nanti dia menunggu di pangkalan aja… , ” tanyaku.

“ Nggak papa mbak udah santai aja… , ” ucapku.
Aku langsung naik di motor mas Rudi, perasaanku nggak enak. Aku merasa sangat tidak nyaman, takut karena aku baru kenal dengan mas Rudi. Takut kalau diapa-apain di jalan, pikiran negative selalu muncul. Sepanjang perjalanan aku terus berdoa semoga aku baik-baik saja.

Saat itu hari semakin gelap dengan jalanan yang macet, mas Rudi mengajakku lewat kampung agar lebih cepat. Aku nurut saja yang penting aku sampai rumah dengan selamat. Tapi kok aneh ini kan kampung yang lebih jauh dari rumah,
“ Mas bukannya sini lebih jauh ya dari jalan raya, mending lewat jalan raya aja kalau gitu, ” usulku.

“ Tenang aja mbak, nanti juga sampai rumah, ”ucapnya meyakinkanku.
Jawaban Mas Rudi saat itu terasa agak sedikit memaksa, aku takut banget saat itu, dalam hatiku berkata aku mau dibawa kemana. Setelah berputar-putar selama satu jam, mau dibawa kemana aku. Pikiranku nggak tenang, handphone aku tertinggal di rumah.
Semakin sepi saja jalanan, aku semakin gelisah. Tiba-tiba mas Rudi berhenti di sawah-sawah luas tidak ada pemukiman. Hanya da gubug kecil dipinggir, mau ngapain coba malam-malam gini. Terus gelisah dan takut rasanya pengen lari dari tempat ini,

“ Mbak aku lupa kalau bensin aku habis, ”
“ Aduh, gimana sih mas,ini udah jam 7 malam soalnya, aku takut kalau ibu mencari ku… , ”ucapku dengan sedikit kesal.
“ Sabar dulu ya mbak, tunggu aja sebentar pasti nanti ada orang lewat .., ” ucapnya.
Tepat sepi kayak gini nggak mungkin ada orang lewat, hatiku resah. Mas Rudi mengajakku ke gubuk itu, karena gerimis. Aku menolak tetapi hujan turun semakin deras, aku dan Mas Rudi berlari menuju gubuk itu. Mas Rudi mencoba memberikan jaketnya karena aku tampak kedinginan tapi aku menolak.

Mas Rudi memandangiku, aku merasa tidak nyaman dengan pandangan aneh itu. Tiba-tiba dia memeluk tubuhku dan berkata,
“ Aku butuh kehangatan Put, aku ingin memelukmu malam mini… , ” ucapnya dengan wajah mesum.

“ Apa-apan kamu mas, kamu jangan coba-coba kurang ajar yah… , ” teriakku dengan keras.
Pelukan itu snagat erat, aku tidak bisa melepaskannya. Mas Rud mendekapku dengan sekuat tenaga, setelah itu melepaskan aku. Akumencoba berlari namun tidak bisa aku didorong dengan keras mengenai bilik bamboo gubukan itu. Aku meneteskan air mata, ternyata firasatku benar. Mas Rudi mendekati aku, tangannya memegang wajahku.

Bibirnya mngecup bibirku, aku menolak tidak membuka mulut,
“ Buka mulutmu atau mau aku paksa kamu… , ” ucapnya mengancamku.
Aku takut dia memaksa aku pasti sakit, aku membuka bibirku perlahan. Dia menciumi aku dengan penuh nafsu. Tangannya meremas payudaraku yang sedang tumbuh besar itu, aku melepaskan tangannya. Namun tetap saja dia memaksaku, dia meremas-remas payudaraku. Aku tak kuasa, aku pun hanya diam dan meneteskan air mata.

Entah apa yang aku rasakan saat itu awalnya aku menolak mas Rudi yang mencoba memperkosa aku. Lama-lama mas Rudi membuatku bergairah. Membuka kancing bajuku hingga terbuka, dan aku hanya memakai bra saja. Tampak wajah mas Rudi sangat bersemangat setelah melihat payudaraku itu, aku takut.

Menciumi payudaraku hingga aku lemas tak berdaya. Sinyal-sinyal nafsu itu datang dari tubuhku, terasa aku sudah dikuasai birahi. Bra ku dibuka oleh mas Rudi, tampak mas Rudi juga melepas pakaiannya, dia telanjang hanya memakai celana dalam. Aku terkejut melihat penis mas Rudi tegak berdiri walaupun tertutup celana dalam.

Mengulum putting susuku kembali sambil meremasnya. Aku tak kuasa menahan kenikmatan itu,
“ Ahhh… Mas… jangan mas… .ahhhh… , ” desahku.

Aku terus mendesah dan mencoba menghentikan mas Rudi, namun tetap saja dia bermain sesuka hatinya. Dia mulai menikmati tubuhku yang masih mulus dan perawank. Dia memainkan di bagian-bagian yang membuat aku horny. Dia Mengulum putingku, aku tak kuat.

Lidahnya terus bergoyang emutari putting susuku, tangannya meremas payudara kananku,
“ Ahhhhh… masssss… ahhhhh… maas… .ahhhhhhh… , ”
Semakin aku mendesah dia semakin keras memainkan lidah dan tangannya. Setelah itu dia melepaskan payudaraku , putingku sangat menonjol karena dikulum sangat lama. Mas Rudi melepaskan rokku, celana dalam ku dilepas hingga aku tak berbusana. Namun aku masih mengenakan hijab, sungguh waktu itu aku sudah tak sadarkan diri.

Mas Rudi menggesek-gesekkan penisnya di memek-ku yang mulus tanpa rambut itu. Tampak mas Rudi memerah wajahnya, aku merasakan kenikmatan dan ketakutan. Rasanya sudah nggak bisa aku ceritakan sangat nikmat, kedua tanganku digenggam mas Rudi erat. Dia terus menggesekkan, membangkitkan gairahku agar lebih merespon dia. Karena sesekali aku masih menolaknya,

“ Ahhhhhh… Ahhhhh mass… jangan… Masss.., ” desahku namun aku masih mencoba menolak.
Penis yang besar itu mengenai memek-ku, rasanya sudah diubun-ubun tidak ingin lepas. Seperti ada magnet yang membuat enggan lepas dati gesekan penis mas Rudi. Mas Rudi menciumku dari atas hingga bawah, sampai lah dimemek-ku. Tangannya berkelana meraba-raba memek-ku yang mulus itu tanpa rambut sedikitpun.

Tangannya meraba naik turun dibagian-bagian yang membuat tubuhku menggeliat manja,
“ Ahhhhh… mass… Shhhhh… masss… Oughhhh… , ”
Selakanganku dijilat dengan lidahnya, aku terus menggeliat. Sesekali tangannya meraba payudaraku memutar-mutar putingku,
“ Ouhhh Mas… Sssssssshhh… Akkhhhh… Akhhhhh… , ”
Mas Rudi membelai bagian lipatan memek-ku, dia buka satu persatu dengan jemarinya. Kedua jarinya menemukan lubang kenikmatan, menciumiujung bibir memek-ku. Aku semakin nggak kuat,
“ Massss… Ouhhhhhhhhh… .massssssss… , ” desahku semakin menjadi.

Dia tidak menghiraukan desahanku, aku dikuasa nafsu yang sangat tinggi. Memek-ku basah entah itu cairan apa yang keluar dari memek-ku. Terasa nikmat pas keluar cairan itu, mas Rudi memainkan ujung penisnya di lubang memek-ku,Mencoba terus memasukkan penisnya, dia mau merasakan kenikmatan lubang memek-ku,
“ Akkkhhhhhh… .jangan mas… jangann mas… jangann… Ouhhhh… , ”

Mas Rudi terus berusaha, ujung penisnya masuk ke dalam yang amsih sempit itu. Saat itu aku meneteskan air mata sambil menatap wajah mas Rudi. Dia putar-putarkan penisnya perlahan, hingga pada akhirnya,

“ Blessssssssssssss, ”
“ Ahhhhhhhhhh…. Sakit Mas…. Aowwww…, ”desahku kesakitan.
Saat itu mataku meneteskan air mata karena kesakitan, namun disisi lain aku juga merasakan kenikmatan juga. Tanganku berusaha mendorong dada mas Rudi agar melepaskan aku. Tapi masih aja tetap bermain di dalam lubang kenikmatan itu. Maju mundur gerakan itu terasa sakit banget. Keluar darah dari memek-ku aku menangis lagi karena aku sudah tidak perawan lagi.

Baru masuk ujungnya aku sudah kesakitan, karena lubang memek-ku masih sempit dan harus dipaksa mas Rudi,
“ Sakittt mas… Uhhhhh… sakit mas… ahhhh… , ” ucapku masih tetap kesakitan.
Sakit dan nikmat bercampur jadi satu hingga aku tak kuasa. Penis Mas Rudi sudah berhasil masuk ke memek-ku, terasa sangat mentok masuk ke dalam. Tangannku digenggam erat dengan sekuat tenaga dia menggoyang-goyangkan tubuhnya. Penisnya yang besar berkelana di dalam memek-ku. Gerakan yang sangat keras, terasa aku pun dikuasi nafsu birahi yang tinggi,

“ Ahhhhh… Ahhhhh… Ahhhhh… mas, mas Rudi… ahhhh… , ” desahku mulai merasa mikmat.
Dia mengayunkan penisnya maju mundur sesuka hatinya, keringat mas Rudi bercucuran membasahi tubuhku. gerakan semakin cepat dan keras. Aku tak kuasa menahan gerakan mas Rudi yang membabi buta. Terasa sangat licin memek-ku karena keluar cairan lagi. Tidak terasa percintaan kami sudah berlangsung selama menit. Tidak lama setelah itu keluarlah sperma mas Rudi,

“ Croooooottttt… Crrrrooooooottttt… Crooootttt… , ”
“ Ouhhhhhhhhh…. Ssssshhhh… Ahhhhhhhhhhhhhh… , ” desahan panjang Mas Rudi terlihat lega dan puas setelah merenggut keperawananku malam itu.
Dia mengarahkan penisnya di bibirku hingga ke payudaraku, sperma yang sangat banyak dan kental itu membasahi tubuhku. Di payudara menempel sangat banyak terasa sangat lengket. Mas Rudi mencoba membersihakn dengan lidahnya, menjilati spermanya sendiri. Aku menangis air mata tak henti-hentinya jatuh membasahi pipiku. Aku mengenakan pakaian ku kembali, dan bersiap pulang.

Dan ternyata mas Rudi membohongiku bensin motornya masih, dia hanya ingin memeperkosa aku. Sepanjang perjalanan pulang mas Rudi meminta maaf tetapi aku tidak menanggapinya. Karena aku sangat kecewa dia memaksaku untuk melayani gairahnya. Aku harus kehilangan perawanku yang selama ini aku jaga. Sesampainya di rumah aku turun dari motor bergegas masuk ke rumah.

Ibu bertanya kepadaku aku pun tidak menjawab. Aku masuk kamar dan menguncinya, aku terus kebayang-bayang kejadian barusan. Kelakuan mas Rudi yang sudah tega merenggut keperawananku. Itulah kisahku diperkosa oleh tukang ojek di gubuk persawahan pada malam hari. TamaT.

Related Posts: