Dalam cerita "Cerita Seks Tante Ngentot Dengan Keponakannya Yang Masih ABG", sebuah kejutan tak terduga terjadi ketika seorang keponakan yang masih ABG mengajak Tantenya untuk terlibat dalam hubungan intim yang penuh gairah.
Kisah ini tak hanya memperlihatkan keintiman antara dua manusia, tapi juga mengungkap sisi gelap dan terlarang dari hubungan keluarga yang seharusnya tidak terjadi. Penasaran dengan detail ceritanya? Ikuti kisah selengkapnya di bawah ini!
Seperti biasa kalau hari weekend saya berkunjung ke rumahnya sahabatku, tapi sekarang sudah beda sejak di tinggal pergi oleh suaminya, saya sahabat kental dengan suaminya Citra, bisa dibilang kita partner kerja, main dan hobi, Citra mempunyai anak namanya Ellena dia msih kelas SMP , dari situ saya sering berkunjung kalau weekend gitu untuk menghibur dia.
Ibu citra bekerja di bagian eksport import jadi untuk kebutuhan ekonominya tak masalah, saya dengan keluarga dia juga sangat dekat antara saya dan ellena maupun ibu citra, kadang saya sering di ajak keluar oleh mereka berdua dan seperti pengganti ayahnya/sahabatku yang meninggal.
Keduanya sangat manja kepadaku sehingga seringkali saya merasa seolah berada di tengah keluarga sendiri bila sedang bersama mereka, dan terutama Ellena yang kukenal sejak lahir, walaupun sudah berumur tiga belas tahun tapi dia tak segan untuk duduk di pangkuanku bila menginginkan sesuatu dariku.
Sesampaianya di rumah mereka, saya langsung menuju ke kamarku yang memang selalu mereka sediakan untukku dan kemudian saya mandi untuk menghilangkan rasa lelah.
Selesai mandi saya berpakaian santai, baju kaos dan celana pendek, lalu menonton TV di ruang tengah dimana Ellena berada dari tadi.
Saya duduk di sofa dan Ellena duduk di sampingku dengan kedua kaki dilipat disofa, dia hanya memakai daster rumah saja karena hari itu adalah akhir minggu, sehingga dia tak mempunyai tugas sekolah.
Kami menonton acara mengenai kehidupan sebuah keluarga yang tak memiliki ayah lagi, sehingga si ibu harus berprofesi keras untuk menghidupi dirinya dan kedua anaknya yang masih bersekolah, dan di tengah keasyikan kami menonton Ellena berkata.
"Om, kasihan ya keluarga itu, Ibunya mesti kerja keras untuk sekolah anak-anaknya!"
"Ya Ellena, begitulah orang tua, selalu mendahulukan kepentingan anak, kamu untung memiliki Mama yang berprofesi dengan penghasilan cukup, sehingga kalian tak kekurangan." jawabku.
"Iya Om, Ellena juga merasa beruntung masih ada Om yang mau memperhatikan kami, kalau enggak entah bagaimana nasib kami." ujar Ellena lagi.
"Om 'kan sudah kenal kamu sejak lahir, masa Om mau lupa sama kalian, apalagi Mama juga baik sama Om!" jawabku menimpali.
"Iya Om, tapi Ellena sekarang 'kan sudah besar Om, sudah tiga belas tahun, maunya Om jangan menganggap Ellena seperti anak kecil lagi dong!" ujarnya manja.
"Lho.., maksudmu bagaimana..? Kan Om juga memperlakukan Ellena sebagai seorang anak gadis sekarang?" saya menjawab.
"Betul Om? Ellena sudah Om anggap seperti seorang gadis?" dia menyela dengan nada riang.
"Iya, betul dong, masa Om akan menganggap kamu seperti anak kecil terus! 'Kan kamu sekarang sudah besar, tubuhmu juga sudah tumbuh menjadi seorang gadis!" saya menjawab.
Ellena rupanya merasa senang sekali dengan jawabanku, lalu sambil mendekatkan tubuhnya padaku dia mengatakan sesuatu yang membuatku terkejut.
"Kalau begitu Om mesti anggap Ellena sebagai seorang gadis ya, enggak boleh anggap Ellena sebagai keponakan lagi. Benar ya Om!"
Walaupun tak mengerti maksudnya, saya hanya mengangguk saja sambil terus menonton TV, dan Ellena menyandarkan tubuhnya kepadaku. Kepalanya disandarkan di dadaku lalu dia berkata.
"Om, sebenarnya Ellena dan Mama sering membicarakan Om, kami ingin Om turut dalam kegiatan pribadi Ellena dan Mama supaya lengkap!"
saya tambah tak mengerti dan bertanya, "Apa maksudmu dengan kegiatan pribadimu dengan Mama?"
"Begini Om, tapi janji ya Om tak akan marah?" saya mengangguk berjanji.
"Sebetulnya Mama dan Ellena 'kan sering bermain seks karena tak ada hiburan kalau sudah malam, apalagi kalau sudah sepi!"
Saya terkejut bukan main mendengar penjelasannya yang tak disangka-sangka itu, dan di tengah keingin tahuanku, saya bertanya lagi padanya.
"Maksudmu apa sih Ellena? Masa kamu main seks dengan Mama? 'Kan sama-sama wanita?"
"Iya Om, Mama yang ngajarin Ellena sejak setengah tahun yang lalu, waktu Ellena baru naik kekelas dua, terus Mama kasih hadiah itu.
Cara-cara main seks dengan Mama! Tapi Mama bilang permainan itu akan lebih seru lagi kalau ada pasangan pria, jadi permainannya bisa lebih lengkap! Om enggak marah 'kan Ellena ceritain begitu?"
Saya sungguh tak menduga bahwa Citra sudah menggunakan anaknya sendiri untuk mengatasi keinginan seksnya sesudah ditinggalkan suami selama tiga tahun, saya dapat mengerti bahwa Citra membutuhkan penyaluran untuk kebutuhan biologisnya, tetapi bahwa dia mempergunakan anaknya sungguh-sungguh di luar dugaanku.
dan tanpa kusadari Ellena kini sudah duduk di pangkuanku sambil memelukkan kedua tangannya ke leherku dan berkata lembut.
"Om enggak percaya ya..? Mari Ellena tunjukin sama Om bahwa Ellena juga sudah bisa bermain seks sama lelaki.. 'kan Mama suka ceritain caranya sama Ellena kalau kami lagi asyik berdua di kamar Mama..!"
Lalu dia mulai mencium mulutku dengan lembut dan terasa lidahnya menjulur keluar dan menyelip masuk ke mulutku, lalu menjilati seluruh bagian dalam mulutku.
saya memang mulai terangsang oleh ulah keponakanku ini, apalagi aroma tubuhnya yang harum itu membuatku terhanyut dalam keadaan ini, namun saya berusaha melepaskan ciumannya dan bertanya dalam keterengahan nafasku yang memburu.
"Lalu kalau kamu sedang main sama Mama, bagaimana caranya supaya kalian berdua bisa mencapai klimaks..?"
Sementara itu Ellena mulai melepaskan kancing atas dasternya, sehingga kedua buah dadanya yang mungil dapat kulihat dengan putingnya yang berwarna merah jambu.
"Biasanya sih Ellena dan Mama suka cara enam sembilan Om, tapi kadang-kadang kami pakai dildo juga Om supaya lebih seru, karena bisa klimaks terus selama dildonya masih jalan..!"
"Jadi kalau begitu kamu sudah tak perawan lagi..?" saya bertanya dengan bodohnya.
"Ya enggak lagi dong Om.. bagaimana sih Om ini..!" Ellena menjawab sambil melepas kancing dasternya yang terakhir, lalu dia berdiri dari pangkuanku dan mulai melepaskan t-shirtku.
Kemudian dia merebahkan diriku di sofa dan melepaskan celana pendek serta celana dalamku. Kini kami berdua sudah telanjang bulat, saya terbaring di sofa dan Ellena menelungkupkan tubuhnya di atasku dan mulai lagi menciumi mulutku.
Kali ini dengan bernafsu sekali! Nafsuku mulai memuncak, kontolku mulai mengeras diantara gesekan kedua pahanya yang putih dan lembut itu serta tekanan kedua buah dadanya yang mungil membuat nafsuku semakin memuncak, walaupun saya masih membayangkan bahwa gadis yang sekarang berada di atas tubuhku adalah keponakanku yang kukenal sejak dia lahir ke dunia ini.
Sungguh tak masuk akal tetapi sekarang sedang terjadi sebuah peristiwa yang tak pernah terbayang sebelumnya..!
Ellena mengulum mulutku dengan ahli dan penuh nafsu. saya tak dapat menguasai diriku lagi dan mulai membalas kumulannya dengan penuh nafsu pula. saya mulai menghisap mulutnya dan lidahku pun masuk ke mulutnya dan menjilati seluruh bagian dalam mulutnya.
Punggungnya kuusap lembut dengan kedua tanganku, lalu usapan tanganku semakin turun ke arah pinggulnya dan akhirnya sampai ke pangkal pahanya yang lembut sekali dan terasa olehku Ellena membuka kedua pahanya, sehingga tanganku leluasa bermain mengelus-elus diantara kedua pahanya. dan akhirnya tanganku tiba pada memeknya yang sudah basah.. masih belum berbulu.
Saya memasukkan jariku sedikit ke dalam memeknya dan terasa bagaimana memek yang mungil itu berdenyut lembut pada jariku. Ini membuatku semakin bernafsu dan akhirnya saya sudah tak memikirkan apa-apa lagi, tubuhnya kuangkat dari tubuhku dan Ellena kugendong menuju kamarnya.
Sesampaianya di kamar saya langsung membaringkan tubuhnya di atas tempat tidurnya, lalu saya berbaring di sampingnya sambil memandang kedua buah dadanya yang kecil mungil. dan dengan perlahan mulutku mulai mengisap puting dadanya yang sebelah kiri, lembut dan harum. saya menghisapnya lebih kuat dan terdengar Ellena merintih lirih.
"Aduuhh Om.. terus Om.. isap yang kuat Om.. aduuhh.. teruuss Om.. aduuhh..!"
Saya semakin tak kuasa menahan nafsuku saat terasa tangan Ellena menggenggam kontolku yang sudah tegang dan keras dan mulai mengocoknya dengan lembut.
Aku sendiri masih terus menghisap buah dadanya, sementara tangan kiriku terus mengelus dan mengusap memeknya yang sudah sangat basah. Kedua pahanya sudah terbuka lebar. Lalu mulutku pindah ke buah dadanya yang kanan dan menghisap dengan kuat sampai seluruh dagingnya masuk ke dalam mulutku. Nafas Ellena terengah-engah dan rintihannya terus terdengar lemah.
"Aduuhh Oom.. teruuss Om.. adduuhh.. aadduuhh.. teruuss Om..!" tubuhnya yang mungil menggelinjang tak karuan menahan kenikmatan yang dirasakannya.
Remasan tangannya pada kontolku bertambah kuat dan cepat.
Aku merasa bahwa Ellena sudah hampir mencapai klimaksnya. Tangannya yang meremas-remas kontolku terasa menarik kontolku ke arah memeknya. saya sendiri sudah tak dapat menguasai diri lagi. Tubuhku mengikuti tarikan tangan Ellena, dan akhirnya saya sudah berada di antara kedua pahanya yang terbuka lebar dan ujung kontolku terasa menyentuh memeknya, hangat dan basah serta berdenyut.
Ellena kembali merintih, "Ayoo Om.. masukin sekarang Om.. Ellena enggak tahan lagi Om.. ayoo Om.. aadduuhh..!"
Aku menekan sedikit dan terasa kepala kontolku masuk ke dalam memeknya yang agak sempit. Denyutan memeknya terasa lembut meremas kepala kontolku. saya menekan lagi dan terus menekan sampai akhirnya seluruh kontolku sudah masuk dan terasa remasan memeknya yang begitu lembut bagai sutera membuatku tak dapat menahan nafsuku lagi dan saya mulai mengeluar-masukkan kontolku dengan gerakan lambat diikuti oleh gerakan pinggul Ellena yang memutar. dan kami berdua langsung asyik dalam sanggama yang pertama bagi saya dan Ellena, gadis berusia tiga belas tahun ini.
Aku terus memompa Ellena dengan gerakan lambat dan panjang, sedangkan gerakan pinggulnya yang memutar-mutar mulai terasa tak beraturan lagi. Ellena sudah semakin dekat pada klimaksnya, kedua tangannya memeluk tubuhku dengan eratnya.
Nafasnya terengah-engah, tubuh kami bercucuran keringat. Kami semakin asyik dalam sanggama yang nikmat ini. Denyutan memeknya yang sempit terasa semakin cepat dan kuat, rintihannya juga semakin kuat.
"Aadduuhh Om.. Ellena enggak tahan lagi.. aadduuhh.. Om.. lebih cepat Om.. lagii Om.. aadduuhh.. ayoo Om.. aadduuhh.. aadduuhh..!"
Aku sendiri semakin bernafsu dan mulai tak dapat menguasai gerakanku lagi. saya memompa Ellena semakin cepat dan kuat. Ellena sendiri sudah begitu asyik dengan kenikmatan yang dirasakannya.
Pinggulnya memutar dengan tak beraturan lagi. Nafasnya mendengus dan rintihannya semakin kuat pula.
"Ayoo Om.. lebih cepat Om.. Ellena sudah mau keluaar.. aadduuhh.. mau keluaarr.. aadduuhh.. Ellena keluar Om.. keluaarr.. aadduuhh..!"
Tubuh Ellena menggelinjang hebat. Kedua tangannya memelukku erat sekali dan tiba-tiba tubuhnya menyentak kuat, lalu menggelinjang hebat saat Ellena tiba dan meledak dalam orgasme yang begitu dahsyat pada puncak klimaksnya yang nikmat luar biasa. Yang terdengar hanya rintihannya.
"Ellena keluar.. keluaarr.. hah.. hah.. aadduuhh.. keluaarr.. aadduuhh..!"
Dan tubuhnya terus menggelinjang sementara saya terus memompanya dengan cepat. saya juga merasa semakin dekat dengan klimaksku.
Rintihan klimaks Ellena membuat nafsuku semakin memuncak dan saya terus memompa dengan cepat. saya sudah merasa hampir tiba pada klimaksku. saya semakin dekat dan kontolku terasa semakin besar dan besar dan akhirnya saya tak kuasa menahannya lagi. dan kontolku meledak bergumpal-gumpal di tengah kenikmatan remasan memek Ellena yang lembut luar biasa.
Tubuhku menegang sebentar, kemudian saya tersentak-sentak tak dapat menahan kenikmatan luar biasa yang diberikan oleh memek Ellena yang meremas lembut kontolku. Tubuh kami saling menyentak dan menggelinjang dalam kenikmatan luar biasa yang kami rasakan sebelum akhirnya kami berdua terkulai lemas dengan nafas terengah-engah dan keringat membasahi tubuh kami dan saya masih tetap berada di atas tubuh Ellena dengan kontolku di dalam memeknya yang masih berdenyut lemah.
Sesudah beberapa saat, Ellena mulai menciumi wajahku sambil berkata, "Aduuhh Om.. Om hebat sekali ya.. baru ini Ellena merasakan orgasme yang begitu hebat.. hebat Om..!"
Aku hanya diam saja dan kemudian mencabut kontolku dari memeknya, dan berbaring di sampingnya. Tubuh kami berkeringat dan terasa lemah sesudah klimaks yang luar biasa tadi. Untuk beberapa saat kami beristirahat, lalu saya bangun dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Ellena kemudian menyusulku di kamar mandi dan akhirnya kami mandi bersama-sama di bawah siraman shower yang hangat.
Kami saling menyabuni tubuh kami, dan saat saya menyabuni Ellena, tanganku tiba pada daerah dadanya dan dengan lembut saya menyabuni kedua buah dadanya. saya merasa terangsang oleh kelembutan kedua buah dadanya yang mungil itu.
Tanganku terus mengusap dan meremas kedua buah dadanya dengan sabun, dan tiba-tiba kurasakan tangan Ellena menyabuni kontolku dengan amat lembutnya.
Rupanya kami sama-sama terangsang dengan permainan sabun ini. Kontolku mulai mengeras lagi dalam genggaman tangan Ellena yang terus menyabuninya dengan sedikit remasan-remasan lembut.
Aku semakin terangsang, dan kontolku semakin keras dan panjang, sementara Ellena masih terus meremasnya dengan tangannya yang lembut bersabun. dan tanpa sadar tiba-tiba saya sudah terduduk di lantai kamar mandi dan bersandar ke dinding.
Ellena berlutut di hadapanku dengan tangan terus mengocok kontolku yang sudah tegang sekali. Siraman air hangat dari shower sudah menghanyutkan semua sabun di tubuh kami. Tubuh Ellena kuraih dan kupeluk, lalu buah dadanya kuhisap dengan kuat sampai tubuh Ellena tersentak.
Kedua putingnya kuhisap bergantian dan tanganku kembali mengelus di antara kedua pahanya, dan ternyata memeknya sudah basah lagi. Jariku terus mengelus lembut memeknya yang basah.
Ellena kembali membuka kedua pahanya lebih lebar sambil terus mengocok kontolku dengan tangannya yang lembut. saya tak dapat menahan gejolak nafsuku lagi, lalu saya berdiri dan mematikan shower, kemudian tubuh Ellena kukeringkan dengan handuk, dan sesudah itu Ellena mengeringkan tubuhku. Lalu kami menuju ke kamarnya dan berbaring lagi di tempat tidurnya.
Kini tubuh Ellena yang berada di atas tubuhku dengan kedua paha terbuka lebar. Tanganku terus mengelus memeknya yang basah sekali, sementara Ellena menghisap mulutku dengan bernafsu.
Lalu tubuhnya kuangkat, saya duduk di tempat tidur dan Ellena kududukkan di pangkuanku dengan kedua pahanya di samping tubuhku dan mulai menghisap kedua buah dadanya dengan kuat sampai tubuh Ellena tersentak-sentak, sementara tanganku yang lain terus mengelus memeknya.
Tangan Ellena terus meremas-remas kontolku yang sudah tegang dan besar sekali. Rintihan Ellena mulai terdengar.
"Aduuhh Oom.. aadduuhh.. isap teruuss Om.. isap yang kuat Om.. lagii.. lagii.. aadduuhh..!"
Tubuh kami kembali berkeringat dalam pergumulan ini. saya terus menghisap kedua buah dadanya bergantian, dan tanganku juga terus mengelus memeknya yang sudah basah sekali. Rupanya Ellena tak dapat menguasai dirinya lagi, tubuhnya tak henti-hentinya menyentak dan menggeliat, sementara mulutku tak lepas dari kedua buah dadanya yang mungil lembut itu.
dia mengangkat tubuhnya sedikit, lalu menurunkan memeknya tepat pada kontolku dan dengan sekejap kontolku sudah masuk seluruhnya ke memeknya yang berdenyut basah disertai rintihan lirihnya.
"Ayoo Om.. Ellena enggak tahan lagi.. aadduuhh Om.. ayoo Om.. aduuhh..!"
Dan Ellena mulai menggerakkan tubuhnya naik turun dengan liar, sementara saya terus saja menghisap kedua buah dadanya bergantian yang membuat Ellena semakin bernafsu. Rintihan Ellena terdengar semakin kuat.
"Aadduuhh Om.. aadduuhh.. Ellena enggak tahan lagi Om.. aadduuhh.. aadduuhh.. Om..!"
Gerakan Ellena semakin kuat dan denyutan memeknya semakin kuat pula. saya mulai terbawa oleh irama nafsu Ellena yang sudah memuncak. saya menghisap kedua buah dadanya lebih kuat.
Kontolku terasa semakin panjang dan besar di tengah remasan memeknya yang begitu lembut. Kami begitu asyik dalam pergumulan seks ini dan sudah tak dapat menguasai diri kami lagi.
Nafas kami terengah-engah dengan keringat membasahi sekujur tubuh. Gerakan Ellena semakin cepat dan cepat, sementara denyutan memeknya juga terasa semakin kuat. Kami sudah tak perduli dengan keadaan di sekitar kami.
"Aadduuhh Om.. Ellena mau keluaarr.. aadduuhh.. mau keluar Om.. aadduuh Om.. Ellena mau keluaarr.. aadduuhh..!"
Aku juga merasa semakin dekat dengan klimaksku. Rasanya saya pun tak dapat menahannya lagi, dan pada saat itu saya merebahkan tubuhku dengan Ellena tetap berada di atasku. Kedua pahanya yang lembut halus terbuka lebar dan saya mulai memompa Ellena dengan cepat.
Tiba-tiba tubuh Ellena menyentak kuat lalu menggelinjang hebat, dan terdengar rintihan nikmatnya.
"Aadduuhh Om.. Ellena keluaarr.. aadduuhh.. keluaarr.. Om.. aadduuhh..!"
Ellena meledak dalam puncak orgasmenya yang nikmat luar biasa disertai gelinjang tubuh yang menyentak-nyentak dan gigitan kuat pada bahuku. saya juga sudah dekat sekali dengan klimaksku. Kontolku rasanya membesar dan membengkak di antara remasan kuat memeknya yang begitu lembut. saya tak dapat menahannya lagi. dan akhirnya.. tak dapat kutahan lagi.
Kontolku meledak bergumpal-gumpal dalam orgasme yang nikmat luar biasa yang membuat tubuhku menyentak dan menggelepar-gelepar di tengah kenikmatan luar biasa remasan memek Ellena yang begitu lembut.
saya masih terus memompa Ellena dengan cepat dan kuat, sementara tubuh kami berdua menggelepar-gelepar tak karuan tak dapat menahan kenikmatan luar biasa yang kami alami saat itu.
Sampai akhirnya kami terkulai lemah dengan Ellena tetap berada di atas tubuhku dan kontolku masih berada di dalam memeknya yang masih terus berdenyut-denyut lemah. dan akhirnya kami tertidur lelap dalam kelelahan sesudah mengalami klimaks yang nikmat luar biasa tadi. Selesai