Cerita Dewasa Bikin Ketagihan

Cerita Dewasa - Rizal nama panggilanku, nama lengkap Rizal Alfauzi, di web dewasa ini aku akan menuliskan cerita sex mesumku yang bisa dibilang Freak, dan bahkan terkesan nekat. Aku memulai petualangan sexs-ku bertawal dari ketika aku mendapatkan teman yang bernama Arif, dia adalah teman satu jurusanku yang bisa dibilang memiliki wajah tampan dan dan bertubuh proposional.



Kalau dilihat secara fisik Arif ini memang tipe laki-laki idaman para wanita. Arif ini sangat berbeda sekali dengaku, kalu berbicara tentang fisik aku seorang laki-laki yang biasa-biasa saja, namun aku mempunyai kelebihan dalam hal life style. Aku tipe laki-laki yang selalu menjaga penampilan, aku bisa seperti itu karena orang tuaku cukup kaya.



Sehingga untuk masalah life style, uang jajan, dan fasilitas kendaraan aku lebih unggul dari Roni. Walaupun kami berbeda, namun kami bersahabat baik, dari atar belakang kami maka jadilah kami duo playboy, hhe. Yang namanya Playboy/ player pastinya kami sering berganti-ganti pasangan, dan tentunya hampir semua mantan kami pernah kami setubuhi.



Sampai pada suatu hari, kami-pun agak bosan dengan tipe cewek yang binal dan matre karean terlalu mudah untuk kami tiduri/setubuhi, pada akhrinya kamipun mencari pasangan yang berhijab.Untuk mendaatkan pacar berhijab saat itu kami-pun tidak mendapatkan kesulitan, namun seiring berjalanya waktu gairah sex kami-pun timbul kembali.



Yah, namanya lelaki pastinya ingin merasakan barang barunya, hhe, pada saat itu kami berdua mencoba untuk merayu dan mengajak pacar kami yang berhijab untuk bersetubuh, huh… namun apa hasilnya ? Alhasil kami serempak diputuskan doleh pcar kami yang berhijab tadi, hha. Namun yasudahlah namanya juga wanita berhijab, pastilah mereka menjaga auratnya.

Singkat cerita selang 2 minggu kami diputuskan oleh pacar kami, maka mu culah pemikiran untuk melakukan perkosaan kepada wanita berhijab, namun misi ini harus berakhir berakhir dengan kepuasan dari si korban agar kami tidak terjerat undang-undang asusila. Hemm… Saat itu kami berfikir keras, apa bisa ya misi kami ini berhasil.



Hari demi hari kami memikirkan rencana itu dengan serius, sampai pada akhirnya kamipun menemukan cara itu namun dengan syarat korban harus harus wanita yang kami kenal, kedua korban harus tidak perawan lagi, karena kehilangan keperawanan akan menimbulkan trauma pada korban dan yang ketiga, kami harus mempersiapkan peralatan yang lengkap.

Peralatan itu seperti dari tali untuk mengikat korban, plester untuk menutup mulut, obat perangsang wanita, dan bahkan obat bius, hhe. Jauh-jauh hari kami sudah mempersiapkannya, pada akhirnya setelah kami merasa rencana kami sudah matang, maka kamipun melakukan seleksi korban, dan pada akhrinya kami menemukan calon korban itu.



Sebut saja namanya Ibu Indah, dia adalah wanita berhijab yang sudah dan memupyai 2 anak. Namun suaminya memiliki istri muda, jadi jika kami memilih bu indah sebagai calon korban adalah hal yang tepat, karena dimanapun tempatnya istri tua pasti jarang dibelai, hhe. Bu Indah ini mempunyai beberapa kamar kost yang di khusukan untuk kost putri

Beliau jika kami tafsirkan usianya sekitar 37 tahun, walaupun bu Indah ini berhijab namun dia Nampak sangat cantik dan menarik sekali. Bu Ini berhijab dengan ala masa kini, berhijab namun ketat, so wo man. Dari balik pakain hijabnya kami dapat melihat keindahan payudara dan pantatnya yang semok sekali.

Hasil dari penafsiran kami, ukuran bra-nya jika dilihat dari balik pakaian hijabnya kira-kira berukuran 36B. Seperti kami bilang tadi korban harus mengenal kami, nah Bu Indah ini cukup mengenal kami karena memang kami sering main ke tempat kost Bu Indah untuk urusan mengencani anak kost yang tinggal dikost milik Bu Indah.



Jika berbicara tentang wajah, wanita yang terbilang sudah matang ini sanagtlah pas dengan namanya, karena wajahnya dan tubuhnya sangat indah jika dipandang, apalagi kalau bisa dirasakan,hahahha.



Tak jarang mata kami jelalatan ketika melihat pantat semoknya dan payudara yang tertutup oleh baju hijab ketatnya model masa kini.

Sungguh egois sekali suami bu Indah ini, sudah mempunyai istri cantik dan bohay seperti ini, masoh saja mencari istri muda, dan heranya bu indah kog bisa mau yah, entahlah. Suami Bu Indah ini memeberikan kompensasi kepada Bu Indah sebuah kost-kostan yang mEughhhasilkan rupiah yang cukup lumayan bahkan kalau saya hitung-hitung lebih dari cukup.



Oh iya anak bu Indah yang pertama berumur 14 tahun, dan anak yang kedua baru berusia 10 tahun, anak pertama SMP dan yang kedua baru sekolah SD. Singkat cerita pada hari itu dengan rencana yang matang dan peralatan yang lengkap di dalam tas ransel, kami-pun mendatangi kost milik Bu Indah pada sekitar pukul 09.30 pagi.



Pagi itu terlihat suasana kost sudah sepi, karena semua pEughhhuni kost sudah berangkat kuliah dan kedua anaknya juga sedang sekolah. Karena pada saat itu kami melihat kondisi kost kondusif, kemudian kami-pun langsung memasuki rumah Bu Indah yang letak rumahnya jadi satu dengan kost-nya, setelah masuk kamipun menyapa,



“ Permisi Bu Indah, selamat pagi, ” ucap sapa ramah kami.



Pada saat itu kebetulan sekali Bu Indah sedang bersih-bersih dan membereskan ruang tamunya.

Terlihat saat itu Bu Indah memakai kaos lengan panjang yang cukup ketat untuk ukuran baju muslim, dibalik baju mjslim ketatnya terlihat montok sekali guest teteknya, wow… gede dan kencang sekali kawan. Mendengar sapaan kami Bu indah-pun menyambut kami,



“ Eh… ada Arif dan Rizal, kok tumben kalian datangnya pagi-pagi sekali, emangnya pagi-pagi gini kaalian mau ngapelin siapa ? perasaan jam segini anak-anak pada kuliah deh, ” ucap Bu Indah.



Dengan senyum ramah dan manis bu indah-pun menyambut kami,



“ Bener juga yah Bu, pantesan sepi banget ini kostnya. Terus kita mau ngapain yah bu kesini, padahal kami sudah bawa pizza nih buwat para cewek, hhe… ” ucapku mulai memancing Bu indah.



“ Wah sayang banget dong Pizza-nya kalau gitu, ” kata Bu Indah sambil terus membereskan furniture di ruang tamunya.

Pada saat itu posisi Bu Indah agak membelakangi kami sehingga pantat semok dibalik rok panjangnya terlihat bergerak-gerak yang membuat jantung kami semakin berebar-debar saja, lalu,



“ Daripada mubazir, gimana Pizza-nya kita makan sama-sama aja Bu, mau nggak Bu ?, ” ajakku.

“ Beneran nih, kalau kalian memaksa sih Ibu nggak bakalan nolak, hhe…, ” ucapnya dengan candanya dengan renyah.

Hemm… Seandainya saja Bu Indah tahu maksud kedatangan kami,



“ Yaudah Bu silahkan saja dimakan Bu, lagian kalau kami berdua yang makan pastilah tidak akan habis, hhe…, ” sahut Arif sembari membuka kardus pizza yang masih panas itu.

Kemudian Bu Indah tanpa rasa sungkan-pun mulai nimbrung dengan kami dan bersama-sama dengan kami menikmati pizza yang lezat itu,



“ Oh iya bu, kami kog lupa beli minuman yah Bu, ” ucapku.

“ Udah kalian tenang aja, ngomong-ngo ngomong kalian mau minum apa?, ” ucap Bu Indah menawarkan minum pada kami.

“ Eummm, apa yah, kalau boleh kami pinginya minum susu Murni Bu, hhe… ” ucap Arif memancing lagi.



“ Wah, Susu murni kaya’nya ibu nggk punya deh, gimana kalau kopi aja ?, ” ucapnya menawarkan minuman lain dengan polosnya.

Ternyata Bu Indah benar-benar tidak tahu maksud kami, padahal susu yang kami maksud adalag susu murni dari payudara Bu Irma, hha… Saat itu kamu seakan sudah tak sabar ingin segera meremas payudara yang besar dan kencang itu,



“ Wah, masa sih Ibu Indah enggak punya susu ?, ” canda Arif dengan melirik Payudara Bu Indah.

“ Hemmm… dasar kamu Rif, ngeres aja fikiranya… Husss… husss jangan gitu nggak baik !!!, ” kata

Bu Indah ternyata mulai sadar kalau kami memandangi payudara-nya dengan penuh nafsu.

Lanjutnya lagi,

“ yasudah kalian tunggu sebentar yah, biar Ibu buwatkan kalian kopi, ” ucapnya mengalihkan pembicaraan.



Seakan-alan Bu Indah mencoba untuk tidak meladeni canda’an kami yang mulai menjurus dan berjalan ke dapur denga lenggokan pantatnya yang semok. Kami segera bangkit mengikuti Ibu montok itu. Tugas Arif adalah memegang Bu Indah supaya dia tidak bisa berontak, sementara aku akan menutup hidung dan mulutnya dengan sapu tangan yang ada obat biusnya.



Obat bius yang kami berikan kepada Bu Indah mempunyai dosis rendah, jadi jika digunakan hanya akan akan membuat korban sedikit lemas, tapi tetap sadar. Saat itu kami melihat Bu Indah sedang membuat racikan kopi di dapur. Pantatnya yang semok membelakangi kami dan dengan segera kami mengepungnya dari kanan dan kiri,



“ Maaf Bu, kami maunya susu, boleh kan, ” pinta Arif dengan pandangan yang semakin nakal ke arah payudara-nya.

“ Iya Bu, kami minta baik-baik…, ” sahutku beriringan.

Bu Indah mulai nampak panik melihat wajah mesum kami.

“ Gila kalian…, ” seru Bu Indah mulai meninggi.

Melihat cara baik-baik tampaknya gagal, Arif dengan tubuh atletisnya itu segera mendekap Bu Indah dari belakang,



“ Jangan ngelawan dong Bu…, ” kata Arif.

“ Apa-apaan nih, kalian tidak waras yah !!!, ” ucap Bu Indah mencoba memberontak.

Namun percuma saja Bu Indah berontak, karena Arif lebih kuat daripada Bu indah. Saat itu aku-pun segera bertindak cepat dengan sapu tangan yang ada obat biusnya, alhasil dalam sekejap Bu Indah terlihat langsung pusing dan lemas. Aku segera menutup mulutnya dengan kain,

“ Beres bro, udah enggak bisa berontak nih, ayo bawa ke tempat tidur…, ” ucap Arif.



Kami membopong tubuh semok Bu Indah yang lemas itu ke kamar tidurnya dan sebagai langkah awal, aku bertugas memangku Bu Indah dan Arif bertugas memberikan foreplay buat Bu Indah.



Wajah Bu Indah semakin pucat karena takut, dan terlihat air matanya meleleh dari matanya,

“ Tenang Bu, kami berikan yang terbaik kok,so Bu Indah enjoy aja yah !!!” bisikku di telinganya.

Arif dengan penuh percaya diri membuka baju dan celananya sehingga tubuh atletisnya hanya dibungkus celana kolor yang tak mampu menyembunyikan kebesaran kontol-nya. Bu Indah berusaha menendang Arif dikala Arid akan menyingkap rok panjangnya, namun tenaganya sangat kecil bahkan nyaris tak ada.

Kini kami menikmati pemandangan kedua paha Bu Indah yang montok, putih dan mulus,

“ Keren coy…” ujar Arif kagum pada pamandangan indah itu.



“ Yo’i…” aku membenarkan, ”terus ke atas dong, ”.

“ Sabar…perlahan biar Bu Indah menikmati, ” kilah Arif.

Arif membelai paha Bu Indah dengan lembut dan sekali-kali menciumnya sambil tangannya terus menyingkap rok panjang hingga terlihat daerah selangkangan dengan celana dalam warna hitam yang kontras dengan kulit putih pahanya,



“ Wow, kayaknya lebat sekali nih bro kayak hutan belantara, hahaha…, ” ucap Arif seraya membelai rambut-rambut kewanitaan Bu Indah yang tumbuh melewati batas celana dalam.

Bu Indah masih mencoba meronta, namun tetap tak bertenaga. Akhirnya ia hanya membuang muka dan memejamkan matanya. Dengan nakal Arif mulai menciumi selangkangan Bu Indah, suaranya berdecup keras, apalagi disaat ia mencium tepat di bagian memek Bu Indah yang masih tertutup celana dalam,



“ Buka dong Rif celana dalamanya, udanh sangek banget nih gue !!, ” ucapku kepada Arif.

Arif menuruti kemauanku. Dengan perlahan ia memeloroti celana dalam hitam milik Bu Indah sehingga kini gundukan bukit kemaluannya tampak jelas dengan rambut liar yang menutupi keindahan liang senggama-nya,



“ Tukan bener bro, gondrong jembut-nya…” ujar Arif.

“ Yah… maklum jarang dipake Ron…” aku menimpali.



“ Bener-bener nih yang punya barang kayak gini dianggurin, kalau gue yang punya pasti gue embat terus tiap hari, ” kata Arif.

Dengan lembut dan profesional, Arif menyibak rambut kemaluan Bu Indah sehingga ia menemukan bibir vagina yang merekah,

“ Eh… udah agak basah nih…” ujar Arif.

“ Wah… dari tadi kan kami sudah bilang Bu, jangan ngelawan, pasti enak kok…” candaku.



Bu Indah masih memalingkan wajahnya dan memejamkan matanya. Dia masih berupaya mengingkari bahwa ternyata dia terangsang oleh kami. Arif memulai jurus-jurus foreplay dengan membasahi jarinya denga jelly pelumas dan kemudian membelai-belai labium mayora Bu Indah, dan tentu saja tak ketinggalan Itil-nya.

Saat itu pada bagian Itil, Arif dengan penuh nafsu menjulurkan lidahnya dan memainkannya Tubuh Bu Indah sontak terasa menggeliat,

“ Tuh kan, enak kan Bu…” ucapku.



Melihat reaksi Bu Indah yang menggelinjang, Arif semakin terbakar nafsu, ia melumat habis kemaluan Bu Indah dengan mulut dan lidahnya. Aku yang melihat juga semakin berahi. Tubuh Bu Indah semakin terasa menggelinjang, dan lambat laun wajahnya tak lagi berpaling. Ia mulai menatap Arif yang tengah mengerjai kemaluannya yang sudah lama nganggur itu.

Menurutku mungkin baru pertama kali dia dioral seperti itu. Arif memang dahsyat, lidahnya menjalar-jalar dari perbatasan anus dan vagina hingga ujung Itil dan sekali-kali ia mengulum Itil Bu Indah. Wanita mana yang bisa tahan kalau Itil-nya dikulum seperti itu. Mata Bu Indah yang tadi basah oleh air mata kini menatap penuh harap pada Arif.



“ Ibu… mau saya buka tutup mulutnya enggak? Tapi jangan teriak ya…” aku menawari Bu Indah dan wanita itu terlihat mengangguk. Aku pun membuka kain penutup mulutnya.

“ Kalian gila…, ” seru Bu Indah.



Tapi intonasinya sudah berbeda dengan seruan pada awal sebelumnya. Kini ia seperti meracau antara kalut dan nikmat,

“ Eughhh… Oughhh… , ” Bu Indah semakin tak malu mengeluarkan lenguhan erotisnya disaat Arif memainkan jarinya di dalam liang kewanitaanya.



Aku yang dari tadi Cuma jadi penonton mulai beraksi. Dengan lihai tanganku menarik kaos Bu Indah hingga payudara-nya yang terbungkus BH hitam menunjukkan kebesarannya,

“ Buset, gede banget coy, ini mah semangka namanya, ” seruku takjub.



Payudara Bu Indah memang besar dan tampak masih kencang. Dengan tak sabar aku mencopot pengait BH-nya sehingga buah besar yang montok itu menggelantung menantang. Aku segera meremas-remas dan memilin puting susunya yang juga besar itu,



“ Eughhh… kalian memang kurang ajar…” racau Bu Indah yang semakin terbakar birahi.

Terlihat pada saat itu wajah manisnya sudah terlihat mesum dan tak ada lagi air mata yang mengalir bahkan mulutnya setengah terbuka seakan minta dicium. Akupun menyosornya dan ternyata memang benar, wanita berjilbab putih itu membalas ciumanku. Akupun melumat bibirnya yang seksi itu sambil terus meremas-remas payudara-nya.



Sementara di bawah, Arif terus bergerilya. Dan hasilnya tentu saja satu kosong, Bu Indah tak mampu lagi menahan orgasme-nya,

“ Eughhh… gila… Ssssshhhh… Aughhhhh…, ” tubuhnya mengelinjang hebat.



Pengaruh obat bius sudah semakin berkurang sehingga gelinjangannya semakin terasa. Ibu dua anak itu melenguh cukup keras dan panjang tatkana orgasme menjemputnya. Wajah Arif terjepit dua paha mulusnya sementara bibirku nyaris tergigit oleh bibir Ibu montok yang sedang meraih kenikmatan duniawi itu,

“ Wow… asyik kan Bu…” seruku.



“ Kini giliran kami ya Bu…” ujar Arif tak sabar.

Kini Arif mulai melucuti celana dalamya dan dengan segera menempelkan ujung kontol-nya di bibir kewanitaan Bu Indah,

“ Eh… pake kondom dong Rif…” seruku.

“ Buset… hampir lupa gua…, ” ucapnya.

Kemudian Arif mengurungkan niatnya untuk mEughhhunjamkan kontol-nya dan segera mencari kondom di dalam tas dan kemudian memakainya. Setelah terbungkus kondom batang kejantanan-nya, kini dia-pun segera menempelkan kontol-nya kembali ke bibir kemaluan Bu Indah yang montok dan perlahan-lahan memasukinya.



Aku melihat wajah Bu Indah semakin mesum saja. Aku menciumnya lagi dan ia juga membalasnya. Ronde kedua dimulai. Aku berciuman dengan Bu Indah sambil terus meremas-remas toketnya yang montok, sementara Arif asyik menggenjot memek-nya. Sampai akhirnya terdengar lenguhan Arif tanda dia melepas orgasme-nya,



“ Hmm… istirahat dulu ya bu…” ajakku membaringkn tubuh Bu Indah di atas tempat tidur.



Tubuh montok itu masih terbungkus rok panjang dan kaos yang tersingkap, bahkan jilbabnya masih dikenakannya. Aku mengambil botol aqua dari dalam tas dan menyodorkannya pada Bu Indah. Dia menerima dan mengguk airnya, Sementara aku merobek tissue vagina yang juga sudah kusiapkan, pokoknya lengkap peralatan kami guest.



Aku bersihkan memek-nya dengan tissue yang harum itu sehingga tak ada lagi bekas-bekas penjajahan Arif. Setelah aku rasa cukup bersih kini giliranku memberikan oral seks pada Bu Indah.



Wanita itu mulai terangsang lagi. Kini ia semakin tak malu-malu. Tanggannya membelai-belai rambutku dan sekali-kali menariknya disaat dia merasa terangsang hebat.

Aku semakin kalap dan melahap vagina ibu beranak dua itu. Sampai akhirnya aku rasa sudah cukup waktunya untuk melakukan penetrasi,



“ Bu kita ML pakai gaya doggy style yah !!!, ” pintaku.

“ Gaya Apaan tuh?, ” tanya lugu.

“ Itu loh bu, jadi ibu nungging, terus ibu di entot dari belakang, ” ucap Arif menjelaskan ketika dia beristirahat setalah mendapatkan orgasme-nya.



Bu Indah menurut, dia kemudian bangkit dari tempat tidur, turun ke lantai dan menungging di tepi tempat tidur. Wow… pantat semoknya membuat aku semakin tak sabar menikmati permainan inti.



Aku pun menempelkan selangkanganku di pantatnya, empuk sekali. Dengan tak sabar aku menyodokkan kontol yang sudah berbalut kondom ke dalam memek-nya.



Agak mudah memang, maklum habis dipakai Arif, namun tetap nikmat. Aku menggenjotnya dengan irama perlahan seakan membelai dinding-dinding memek-nya. Bu Indah tampaknya sangat menikmati permainanku. Pantat semoknya bergoyang-goyang mengikuti irama sodokanku. Sampai akhir aku merasa otot memek-nya mulai mengeras tanda dia sudah hampir orgasme.



Aku mempercepat tempo permainan dan akhirnya kami bisa meraih orgasme bersama-sama. Bu Indah menggelepar di atas tempat tidur. Diaa pasti tak habis pikir, dalam hidupnya dia bisa merasakan di gilir seperti ini. Biasanya suaminya yang menggilir dia dan istri mudanya, kini dia yang merasakan dua kontol sekaligus dari 2 lelaki muda perkasa,hhe…



“ Bu, ibu enggak marah kan?, ” tanyaku.

Bu Indah tak menjawab, namun saat itu dia menatap kami dengan wajah penuh terima kasih,

“ Kalian… kalian kurang ajar…, ” serunya.

“ Tapi enak kan Bu, ” canda Arif yang sudah berpakaian kembali.



“ Iya sih, Enak banget, ” ucap Bu Indah dengan senyum puas.

“ hhe.. berarti lain kali boleh dong kita dateng lagi Bu ?, ” tanyaku.



“ Dasar kalian pemuda gila, bener-bener maniak sexs kalian yah, ” ucap Bu Indah.



Dari nada biacaranya tadi, terdengar jelas bahwa dia mau jika kami setubuhi lagi. Setelah berkata seperti itu Bu Indah-pun berjalan menuju kamar mandi untuk membersikah diri dari. Singkat cerita setelah 1minggu kemudian, kami datang lagi ke rumahnya, dan Bu Indah sudah siap untuk kami setubuhi lagi.

Setelah kejadian itu justru Bu Indah yang terlebih dahulu menghubungi kami, baik lewat telefon maupun sms untuk meminta jatah kepada kami Dasar ibu-ibu berhijab 2 anak doyan sex, hha. END

Related Posts: