Lain waktu ada lagi cerita saat aku, Kholis dan Endar tergabung dalam satu tugas kelompok yg diberikan oleh guru bahasa inggris kami. Selain kami bertiga ada empat orang lagi, dua perempuan dua laki2. Jadi totalnya kami bertujuh. Kami memutuskan mengerjakan tugas kelompok tersebut pada hari minggu di rumah Endar.
Jadi begitulah pada hari minggu yang dijanjikan kami berkumpul di rumah Endar, kami mengerjakan tugas itu di ruang tamunya. Mulanya sih biasa2 aja, selain karena ada cewek lain juga karena orang tua Endar masih berada di rumah.
Suasana mulai berubah saat orang tua Endar keluar untuk menghadiri suatu pesta pernikahan, tangan Kholis mulai gatal meraba2 tubuh Endar membuat Endar sibuk menepis tangan jahil Kholis. Jadinya malah gk mengerjakan tugas kelompok lagi tapi mule cerita2 jorok yang membangkitkan gairah.
“Udah pernah liat kontol gk?” tanya Kholis ma Silvia salah satu teman cewek dalam kelompok kami. Nih anak emang gk ada otaknya. Silvia yang mendengar pertanyaan Kholis jadi merah padam mukanya, mulutnya langsung melancarkan cacian sama Kholis membuat kami tertawa2.
“gitu aja marah, Sil, Endar aja tenang2 aja klo liat kontol, ya kan Si” Amir ikut2 nimbrung sambil ngelirik genit sama Endar, Endar hanya mencibir menanggapi godaan Amir.
“ngomong2 kontol kelen, macam yg besar aja kontol kelen” Wita kali ini yang angkat bicara, nih anak mang rada berani dibandingin Silvia.
“eh, mo liat ko kontol aku…?” tanyak Kholis semangat sambil berdiri memamerkan celananya yang menggembung di bagian selangkangan. Tingkahnya membuat para cewek2 itu terpekik2 sambil cekikikan, Endar yang tepat berada di samping Kholis tiba2 meninju selangkangan Kholis membuat dia terpekik kesakitan yang disambut gelak tawa kami semua.
Gk sadar udah hampir tiga jam juga kami di rumah Endar, akhirnya kami memutuskan melanjutkan lagi pengerjaan tugas kelompok itu Senin besok. Wita dan Silvia pulang dengan diantar Amir dan Joko sementara aku dan Kholis tetap tinggal. Aku sudah menebak apa yang ada dalam pikiran Kholis, begitu mereka berempat meninggalkan rumah Endar, Kholis langsung melancarkan serangan2nnya.
Entah siapa yang bernafsu duluan keduanya udah bergumul saling peluk dan cium mengabaikan aku yang terbengong2 melihat aktivitas mereka berdua. Dengan ganas tangan Kholis meremas2 payudara Endar sementara tangan Endar meraba2 selangkangan Kholis.
Gk mau ketinggalan aku langsung duduk disamping kiri Endar dan ikut2an meremas2 payudara kirinya. Endar melepaskan ciumannya dari Kholis gantian menciumi bibirku yang kubalas dengan penuh nafsu. Aku menggeliat nikmat saat jari2 Endar meremas selangkanganku sementara disamping kanan Endar Kholis memelorotkan celananya sekaligus celana dalamnya hingga kontolnya yang tegang terlihat menjulang.
Kholis segera meraih tangan Endar dan mengarahkannya ke kontolnya, Endar melepaskan ciumannya dariku dan melihat ke arah kontol Kholis kemudian mulai mengocok2nya membuat tubuh Kholis jadi kejang2. Aku ikut2an melepasi celanaku hingga kontolku dengan leluasa tegak dengan gagah.
Aku berdiri disamping Endar sambil meraih kepala Endar dan menariknya ke arah kontolku, mengerti kemauanku Endar langsung membuka mulutnya lebar2 membiarkan batang kontolku masuk ke dalam mulutnya, begitu kontolku masuk langsung dia menghisapnya membuat aku mendesis keenakan.
“kontol! Kau pulak yang duluan di sepong!” maki Kholis, “salah sendiri lah” jawabku penuh kemenangan. Kugerakkan pinggulku seolah2 sedang mengentoti mulut Endar sambil mendesah2 keras memanas2i Kholis sementara Endar makin aktip menghisap2 kontolku.
Panas melihat aku yang disepong Endar, tangan Kholis kelayapan menaikkan rok terusan Endar ke atas hingga pahanya yang mulus terbuka sampai terlihat pangkal paha Endar yang terbalut celana dalam warna pink.
Kholis menggesek2kan telunjuknya ke selangkangan Endar membuat Endar mengeluarkan suara2 mengeram sambil terus menghisap2 kontolku. Celana dalamnya terlihat basah oleh rembesan cairan vaginanya.
“Si buka sempak kau, si Martin mau liat pepek kau” kata Kholis sambil tangannya berusaha memelorotkan celana dalam Endar, Endar agak menaikkan pantatnya agar celana dalamnya dengan mudah dapat dipeloroti Kholis ke bawah.
Mataku tak lepas memandang pepek Endar yang ditumbuhi bulu2 halus, begitu pepek Endar terbuka jari2 Kholis langsung bermain di celah pepek Endar membuat Endar mendengus2 merasakan kenikmatan. Tubuhnya menggeliat2 merasakan gesekan2 jari Kholis di celah pepeknya.
Tanpa sadar aku makin dalam menyodokkan kontolku di dalam mulut Endar, berkali2 Endar mengeluarkan suara tersedak dan berusaha melepaskan kontolku dari dalam mulutnya tapi karena aku telah dikuasai nafsu birahi malah makin kasar menggoyang2kan pinggulku mengentoti mulut Endar sambil tanganku memegang kepala Endar menghindari dia melepaskan kontolku. Endar udah gk lagi menghisap kontolku hanya membiarkan saja kontolku memenuhi rongga mulutnya bergerak leluasa.
“ayo tin terus” ujar Kholis sambil memberi semangat sambil tangannya juga dengan cepat menggesek2 pepek Endar membuat Endar makin keras mengerang2.
“aku mo keluaaarrrr…” jeritku, dengan susah payah Endar menjauhkan kepalanya dari kontolku, tepat saat dia berhasil mengeluarkan kontolku dari dalam mulutnya, maniku muncrat keluar dengan perasaan nikmat tiada tara.
Endar memekik kecil saat maniku menyembur ke wajahnya, aku dengan sengaja mengarahkan ujung kontolku ke wajahnya hingga maniku muncrat di wajah Endar. Maniku yang kental dan berwarna putih itu menempel disekitar wajah Endar.
“martin jahat, maninya ditembakkan ke muka Endar” rungut Endar manja, dengan perasaan lelah aku duduk disamping Endar melihat dengan takjub maniku meleleh di sekitar wajah Endar sebagian menetes ke baju kaosnya.
“memang ni, gk usah kasih lagi Si” Kholis ngompor2in, pasti udah mupeng dia. “dah buka aja Si bajunya, udah kenak mani si martin gitu” ujar Kholis, “alah pengen aja bilang” cibir Endar tapi dia mau juga membuka bajunya.
Kini udah benar2 bugil , kontolku yang semula layu mulai bangkit kembali melihat tubuh telanjang Endar, “kelen juga la buka baju masak aku aja” ujar Endar, tanpa diminta dua kali Kholis segera menanggalkan pakaiannya diikuti oleh aku.
Kini kami bertiga udah bugil, aku dan Kholis segera mencaplok masing2 payudara Endar yang cukup besar itu membuat Endar tertawa geli menerima rangsangan dari kami. Ini pertama kalinya aku menghisap pentil perempuan.
Kholis kemudian merebahkan tubuh Endar di sofa dengan kepalanya berbantalkan pahaku hingga wajahnya tepat di depan kontolku yang mulai tegak lagi. Aku terbengong2 melihat Kholis mengambil posisi di tengah2 pangkal paha Endar, kontolnya yang tegang tepat berada di celah pepek Endar.
“ko mo ngentoti dia??” tanyaku terheran2, “memang kenapa?” tanya Kholis, sementara Endar memandangku dengan ekspresi heran, “nanti dia gk perawan lagi” ujarku lugu. Mereka berdua tertawa geli mendengar ucapanku.
“Martin tenang aja, nantik abis Kholis, Martin boleh ngentoti Endar” ujar Endar sambil menggesek2kan pipinya di batang kontolku. Sementara Kholis kembali melanjutkan maksudnya mengentoti Endar.
Terdengar pekik Endar saat batang kontol Kholis menerobos masuk kedalam pepeknya, entah karena udah dari tadi nahan nafsunya, Kholis dengan cepat menjurus kasar menyodok2kan batang kontolnya di dalam pepek Endar membuat Endar makin memekik2 menahankan serangan2 Kholis.
“enak kali pepek kauuu siii….”ceracau Kholis meningkahi pekikan Endar, sementara aku hanya bisa diam aja menonton mereka berdua ngentot dengan liarnya. Kontolku sekarang udah benar2 ngaceng lagi. Tubuh Endar terguncang2 seiring hunjaman kontol Kholis di dalam pepeknya, teteknya yang bulat ikut bergoyang2 membuatku jadi gemas meremas2nya.
“Ahhh…..uunnnngghhhh…. pelaaaaaannnn… pelaaaaannnn diiiiiiiiii….”pekik Endar, tapi Kholis nggak merubah tempo genjotannya malah makin cepat menggoyang2kan tubuhnya. Tubuh mereka berdua mulai dibanjiri oleh keringat.
“ungh…ungh…”dengus Kholis, yang dibalas dengan pekikkan terputus2 Endar. Entah berapa lama tiba2 Kholis mencabut kontolnya dari dalam pepek Endar dan mengocok2kan batang kontolnya di depan perut Endar. Gk berapa lama kontolnya memuntahkan mani yang cukup banyak. Maninya muncrat diperut bahkan sampai ke payudara Endar.
“aduh enak kali..” desis Kholis, sementara Endar memejamkan matanya dengan dadanya yang turun naik seolah2 baru saja berlari jauh. Tubuhnya yang mungil terlihat mengkilat oleh keringatnya.
Begitu Kholis bangkit dari tubuh Endar, aku segera menggantikan posisinya. Dengan tidak sabar menusukkan batang kontolku ke celah pepek Endar tanpa memperdulikan mani Kholis di tubuh Endar.
Tapi berkali2 kutusukkan ko gk masuk2 ya??? Ini memang pertama kalinya aku mengentot dengan perempuan. Sadar ketidak tahuanku, sambil memegang batang kontolku dia mengarahkan arah tusukanku, “dibawah sini” bisiknya masih dengan nafas yang tersengal2.
Lobang pepknya mengalirkan cairan lendir yang membuat permukaan pepeknya terasa licin. Aku terpejam nikmat merasakan pertama kali kontolku masuk ke lobang pepek perempuan, aku berusaha mengocokkan batang kontolku di pepeknya tapi berkali2 kontolku keluar lagi dari pepek Endar. Melihat itu Kholis jadi tertawa2,
“jangan panjang2 ko nareknya bodoh” ujar Kholis.
“baru pertama ya tin?” Endar ikut2an bersuara membuat jadi panas. Setelah agak lama akhirnya terbiasa juga aku menyodok2kan kontolku di dalam pepek Endar. Beda dengan Kholis dengan ku Endar hanya mengeluarkan suara mendesah2 kecil aja.
Walau tadi baru mengeluarkan tapi karena ini sensasi pertama ku mengentoti cewek, gk lama kurasakan maniku akan muncrat. Aku makin mempercepat goyanganku, berkali2 kontolku keluar dari pepek Endar tapi dengan cepat ku masukkan lagi dan ku kocok lagi.
“Tin klo mo nembak jangan di dalam” ujar Kholis mengingatkan, tubuh Endar sendiri terlihat makin kaku. Akhirnya dengan perasaan nikmat tiada tara kontolku untuk kedua kalinya mengeluarkan spermanya. Kalo ini di dalam pepek Endar, tubuh ku mengejang2 kaku mendapatkan orgasme kedua ku. Endar langsung terpekik kaget menyadari aku menembak di dalam vaginanya.
“wei kontol, jangan ko tembak didalamnya!” maki Kholis, tapi aku yang lagi dilanda kenikmatan gk peduli sama sekali. Aku makin menekankn dalam2 batang kontolku di dalam pepek Endar sementara tubuh Endar yang terhimpit tubuhku ikut mengejang.
Kepalanya menggeleng2 kiri dan kanan, kurasakan daging otot pepek Endar mencengkram erat batang kontolku. Ku rasa pepek Endar makin penuh dan sempit, oleh maniku, lendirnya juga karena kontraksi otot pepeknya.
Lima menit kemudian kami uda berpakaian kembali, sementara Endar ke kamar mandi.
Baru kemudian kami berpamitan pulang. Selama sebulan aku cemas2 Endar akan hamil, apalagi tiap hari Kholis menakut2iku kalo Endar hamil dan mintak pertanggung jawabanku.
Tapi ternyata apa yg ku khawatirkan tidak benar2 terjadi. END